PENYAKIT
PADA TELINGA
Infeksi telinga
Gangguan pada telinga bisa terjadi akibat adanya
infeksi pada telinga (otitis
media). Infeksi terjadi karena luka pada kulit atau gendang telinga, kulit
gatal mirip eksim atau sampai bernanah . Hal ini biasa terjadi pada anak balita
karena ketidak hati-hatian dalam membersihkan telinga mereka. Berbeda dengan
telinga orang dewasa, liang telinga anak-anak lebih dangkal hingga pengorekan
yang terlalu dalam menimbulkan iritasi bahkan luka pada telinga.
Yang perlu diperhatian, bila Anda membersihkan
telinga dengan coton bud jangan sampai keliang telinga, sebagian besar kotoran
malah akan terdorong masuk lebih dalam yang kemudian menumpuk dan
membatu. Disinilah seseorang akan mendapat masalah karena bagian dalam telinga
terasa gatal, iritasi dan akhirnya infeksi.
Kalau diketahui ada kotoran yang telah mengeras di
dekat gendang telinga, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter ahli THT.
Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga (karbol glieserin 10%) untuk
memecahkan kotoran tersebut. Infeksi yang barang kali timbul lantaran
iritasi kotoran itu diatasi dengan pemberian obat antibiotik.
Pilek dan gangguan telinga
Penyakit pilek pun ada kalanya menganggu telinga
karena lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung (tuba eustachius)
mengalami peradangan atau mampat. Bila Anda merencanakan naik pesawat udara
atau berenang pada saat menderita pilek berat, sebaiknya terlebih dahulu
kedokter untuk mendapatkan obat tetes atau yang dapat menggulangi peradangan
tersebut.
Para penyelam dianjurkan tidak menyelam saat
menderita pilek, sebab tekanan air yang sangat besar sangat membutuhkan
kelonggaran keluar masuknya udara melalui tuba. Kalau tuba eustachius-nya
sedang mengalami peradangan udara akan terhalang dan bisa mengakibatkan
pecahnya gendang telinga. Atau paling tidak, kita mendapat serangan sakit
telinga atau vertigo karena udara terkurung di dalam.
Gangguan lain pada telinga bisa juga akibat
masuknya benda asing kedalam saluran pendengaran. Anak kecil banyak yang suka
memasukkan biji-bijian kedalam telinga. Benda keras ini berbahaya kalau tidak
segera diambil, sebab dapat mendesak gendang telinga atau bergesernya kedudukan
tulang pendengaran.
Trauma polusi udara
Manusia normal mampu mendengar suara berfrekuensi
20-20.000 Hz (satuan suara berdasarkan perhitungan jumlah getaran sumber bunyi
perdetik) dengan intesitas atau tingkat kekerasan di bawah 80 desibel (dB).
Bunyi diatas itu kalau terus menerus dan dipaksakan bisa merusak pendengaran,
karena bisa mematikan fungsi sel-sel sistem pendengaran.
Gejala awal adanya gangguan pendengaran karena
polusi udara ini sering kali tidak dirasakan kecuali telinga berdengung,
kemudian dikuti oleh menurunnya pendengaran. Trauma suara ini banyak dialami
oleh pekerja pabrik. Kebisingan pabrik aman selama masih dibawah 80 dB. Namun
kalau naik 3 dB saja, seseorang sebaiknya beristirahat sejenak setalah bekerja
empat jam. Atau bila perlu mengenakan pentup telinga.
Kebisingan suara di jalan yang setiap hari
didengar oleh para sopir bus pun bisa berdampak negatif terhadap pendengaran sang
sopir.
Tekanan darah tinggi
Para penderita penyakit darah tinggi, dimana
sel-sel pembuluh darah sekitar telinga ikut tegang dan mengeras, juga harus
selalu memperhatikan kesehatan telinga. Sebab berkurangnya oksigen yang masuk
lebih memudahkan sel-sel pendengaran mati. Bila penderita merasakan telinganya
sering berdengung, segeralah ke dokter sebelum terlambat.
Pada orang lanjut usia, gangguan pendengaran
biasanya disebabkan oleh fungsi organ pendengaran yang menurun (presbiakusis).
Kemunduran pendengaran pada para manula ini lebih banyak dipengaruhi oleh
penyakit degeratif yang didapatnya seperti tekanan darah tinggi, diabates,
gangguan kardiovaskuler, atau obat-obatan tertentu. Yang diminum secara rutin
seperti pil kina untuk penyakit malaria, streptomisin, dll.
Gangguan organ telinga memang bisa
bermacam-macam, disamping yang disebutkan diatas, bisa juga karena faktor
keturunan, gangguan gizi, trauma kepala, bisul, jamur, tumor dll. Namun dengan
gizi yang baik, pemakaian kapas pembersih telinga yang tidak berlebihan,
pemeriksaan telinga secara rutin paling tidak setiap ½-1 tahun sekali oleh ahli
THT, niscaya kesehatan telinga tetap terpelihara. (sy/int)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar